Tuesday, August 3, 2021

Belajar Aneka Transportasi di Museum Angkut Malang

Beberapa bulan yang lalu wuffy family berkesempatan buat pergi ke museum angkut yang ada di Batu itu dalam rangka ada saudara yang dateng dari Yogyakarta untuk urusan pernikahan salah satu keluarga kita. Rencananya tuh cukup dadakan, kalo nggak salah baru siang-siang dapat kabar dari keluarga kalo fix hari ini mau ke museum angkut. Karena pas dikabarin belum siap-siap, jadi memutuskan buat keluarga kami nyusulin aja kesana biar nggak tunggu-tungguan. Langsung deh kami siap-siap dan nggak lama langsung nyusulin berangkat. Karena letak rumah yang udah agak 'naik' kami lewat jalur belakang buat sampai ke Batunya.


Perjalanan menuju batu selalu menyenangkan bagi saya karena pemandangannnya yang banyak hijau-hijauan dan sejuk. Hal sesimpel naik mobil bareng keluarga kecil dengan suasana yang menyenangkan ini bisa bikin hepi banget. Kebahagiaan sederhana. Kadang kalo jenuh nggak perlu kemana-mana, cukup perjalanan ke arah batu aja udah cukup menenangkan karena pemandangannya.


Selama di jalan, saya iseng cek-cek harga tiket via traveloka apps (btw ini bukan iklan hahahaa), ternyata harganya jauh lebih murah ketimbang beli OTS. Akhirnya mumpung masih di jalan, saya buru-buru beli. Jadi tiket normal untuk museum angkut adalah 100rb, nah karena lagi pandemi didiskon jadi 80rb, lalu harga traveloka lebih murah lagi yaitu 63rb, Untuk anak seusia kafa, 3th sudah beli tiket sendiri karena tingginya udah lebih dari 90cm. Beli tiket di traveloka sebenernya tergolong mudah, yang ribet tuh pembayarannya yang kemarin cuma bisa via Uangku jadi harus topup dulu.


Ketika sampai di museum angkut, tiket sudah berhasil terbeli semua, jadi prosedur yang perlu kami lakukan bisa lebih cepat. Tinggal tukar tiket digital ke tiket fisik, pengecekan suhu badan, lalu bisa masuk ke dalam. Ohya, kami baru tau juga kalo ternyata tidak diperbolehkan membawa kamera kedalam, jadi Baba kembali ke mobil untuk meletakkan mirrorless yang udah kami bawa. Sebenernya bisa nambah biaya 30rb, tapi karena kami terlalu malas untuk mengantri ke loket lagi, jadi mari kita percayakan semua dokumentasi kepada kamera HP saja.



Agak deg-degan juga pergi dalam kondisi sedang pandemi seperti ini, tapi ternyata tempatnya justru lebih lebih sepi. Kepikiran juga sama pendapatan lokasi wisata di masa 'sulit' seperti ini yang pasti turun banget secara omset, kelihatan banget sih dari jumlah pengunjungnya yang cuma segelintir, belum lagi biaya operasional tempat sebesar ini yang pasti nggak sedikit (listriknya, kebersihannya, perawatannya), ditambah dengan gaji para pegawainya. Huhuhu, semoga pandemi segera selesai.


Baru masuk di area pertama, kafa sudah sangat bersemangat dan tertarik sekali untuk melihat-lihat aneka mobi yang didisplay dengan apik dan mengkilat. Kata kafa kayak lagi lihat hotwheels versi raksasanya, bukan versi sachet. Kemudian kita mau menuju ke area selanjutnya, memilih untuk naik lift karena sambil bawa stroller.


Di lantai berikutnya kami bisa naik ke atas tangga untuk melihat kota batu dari appollo view, tentu saya nggak naik karena harus ngejaga nada, sementara baba dan kafa naik ke atas. Setelahnya kita naik lift lagi ke lantai 3 untuk ke area pesawat terbang. Kayaknya ini bagian ter-menarik bagi kafa, karena selama ini dia tuh pengen banget ngerasain suasana bandara dan naik pesawat. Tapi nggak keturutan karena masih pandemi gini agak takut mau traveling jauh-jauh.


Bahkan ada juga pesawat yang seukuran pesawat beneran dan bisa dinaikin! Tapi lagi-lagi saya nggak naik karena waktu itu nada lagi tidur dan agak males misal harus mindahin dari stroller, jadi memilih buat duduk-duduk dibawah aja sementara kafa dan baba masuk ke dalam pesawat. Sebenernya buat ke pesawat ini kayaknya biasanya harus ngantri dulu deh, karena ada line antrian berkelok-kelok gitu. Tapi kemarin nggak ada antrian apapun. Sepi banget, yaaah mungkin karena pandemi ini.



Selain pesawat, di area ini juga ada aneka kendaraan udara lainnya seperti helikopter, pesawat-pesawat kecil, roket, dan lain-lain. Kayaknya juga ada playground juga untuk anak yang warnanya nuansa biru, cakep banget sebenernya pasti kafa suka, tapi nggak dibuka karena pandemi kali yah..


Selanjutnya kami kembali ke lift dan melanjutkan ke area berikutnya, ada kendaraan dari masa ke masa, ada mobil balap, kereta, mobil pak dahlan ishkan, dan lain-lain. Lalu kita akan ke area outdoor yang di set up seperti kota zaman dahulu kala. Di area ini juga ada musholla, jadi buat yang mau berhenti sholat bisa banget di area ini. 



Setelah itu ada beberapa area lagi hingga kemudian akan sampai ke tempat show. Waktu kita kemarin ke area tersebut pas banget lagi ada show, cukup menegangkan, kebut-kebutan dan berisik. Karena bawa bayi jadi memilih buat melipir aja di pinggiran bareng sama rombongan lainnya. Buat yang penasaran sama shownya, tenang aja baba sempet mendokumentasikan di video, bisa tinggal di tonton aja yaah.


Di area show ini juga ada baby room, kami sempat mampir buat ganti popok dan menyusui sebelum melanjutkan perjalanan lagi ke area-area berikutnya yang latarnya lebih ke eropa. Salut sih sama penataan tiap arenannya yang kalo di foto berasa beneran lagi keliling dunia ini.



Sisa lokasinya kami lebih banyak jalan santai sambil foto-foto. Kafa sempet main sama saudara-saudara sepantarannya di area istana inggris, ada kayak london bus tingkat  yang didalamnya ada mainannya. Kita disana buat kumpul full team karena kebetulan sodara kami tuh suka banget sama aneka kendaraan, jadi beliaunya explore ulang biar bisa baca keterangan setiap kendaraan satu persatu sementara anak-anak kecil menunggu sambil bermain.


Udah adzan maghrib, kita memutuskan untuk udahan sambil mampir dulu buat sholat di area luar museum angkut, di pasar apungnya ada musholla lagi. Jadi cukup banyak sih area untuk sholat di musuem angkut ini, nggak harus balik lagi ke tempat batavia hehehe.



Ini ada video yang kami buat dan kesemuanya di take sama HP ajaaaah~ Alhamdulillah tetep bisa mendokumentasikan meski nggak pakai kamera, dan cukup kagum sama hasil kamera hp ini yang ternyata mantaps juga dan smooth padahal nggak pakai stabilizer external.


Dengan membuat video semacam ini tuh kafa jadi bisa lebih mengingat suatu moment, dan bisa di play bareng sambil njelasin lagi juga, karena kadang pas di lokasi kan nggak yang bisa njelasin panjang lebar.




Met nonton yah, semoga ada manfaatnya~

Info Lokasi 

Museum Angkut,
Alamat : Jl. Terusan Sultan Agung No.2, Ngaglik, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65314
Telepon : (0341) 595007

Post a Comment