Hallo, mau ngeposting cerpen. Kemaren-kemaren dapet tugas dari guru bahasa indonesia buat bikin kerangka cerpen tentang sesuatu hal yang pernah terjadi. Nah, karena pas pelajaran aku lagi males banget, aku buat kerangka asal-asalan, yang ada di pikranku aku tulis. Eh, nggak taunya pas kerangkanya dibagiin, suruh buat cerpen dari kerangka itu, yang ceritanya berbeda dengan kerangkanya nilainya dikurangi 50! Padahal kerangkaku nggak karuan, susah di buat cerita. ...Tapi akhirnya jadi juga dalam waktu satu seperempat jam ..
Serpihan Kisah Masa Lalu
“ Papa…” aku sedikit berteriak berharap Papa yang sudah berlari jauh di depan sana dapat mendengar teriakanku. Dan, berhasil. Papa menoleh ke arahku. Senyum jahilnya mengembang ketika menoleh ke arahku, yang tak lama kemudian berubah menjadi tertawa terbahak-bahak.
Ya, aku bisa memaklumi kenapa Papa sampai harus tertawa seperti orang usai melihat badut sirkus ketika memandang ke arahku. Aku juga bisa mengerti kenapa mata berair hanya gara-gara tertawa. Jawabannya jelas, itu karena aku. Kondisiku sekarang mungkin bisa dengan mudah memancing tawa daripada para pemain komedi televisi. Kondisiku saat ini bisa di bilang kurang beruntung. Badanku penuh dengan lumpur sawah, mulai dari ujung kaki sampai sebagian badanku ternodai oleh lumpur coklat itu. Kenapa aku bisa seperti ini? Jawabanyya adalah karena orang yang sedang tertawa terbahak-bahak di depan sana.
“ Papa… bantu Nada.. “ papa hanya membalas permohonanku dengan tawa. Bahkan sejerus kemudian beliau membalikkan badan lagi hendak meninggalkan aku bersama lumpur coklat yang dengan sukarela menempel di tubuhku.
Aku memahami perangai dan watak Papa. Papa sangat senang sekali menggoda aku dengan berbagai macam gurauan dan mengusili aku hingga menangis. Tapi itu semua semata-mata karena Papa menyayangiku. Dan, jika saat ini aku menangis berarti aku telah kalah oleh tindakan pengusilan papa. Untuk itu aku tidak mengeluarkan air mata yang sudah hampir menetes gara-gara sakit karena telah jatuh dengan sempurna ke dalam sawah dan karena keterkejutanku saat jatuh.
“ Okelah, tersera Papa mau bantu Nada apa engga. Nada bisa ke mobil sendiri.” Kataku mulai sebal. Aku susah payah mengeluarkan badanku yang masih di dalam lumpur. Ternyata mengeluarkan badan dari lumpur sawah ini tidak segampang yang ada dipikiranku. Susah sekali. Serasa badanku mulai tersedot ke dalam lumpur coklat itu. Dan, disaat aku sedang bersusah payah mengeluarkan badan dari lumpur, Papa datang dan langsung menarikku keluar dari benda lembek itu.
“ Gitu dong Pa nolongin Nada. Kok tega-tegannya ninggalin anaknya yang mau dilahap lumpur.” Candaku ketika berhasil keluar dari lumpur itu.
“ Jadi orang itu harus lebih kuat. Mau tau kenapa tadi Papa nggak langsung bantu Nada keluar dari lumpur? Itu karena Papa ingin Nada membiasakan diri untuk terus dan selalu berusaha.” Jawab Papa, kali ini beliau terlihat lebih bijaksana. Sementara aku Cuma diam sambil pura-pura mencari kesibukan membersihkan lupur yang ada di sekitar tangan.
Papa itu seperti Bunglon. Tapi `Bunglon` di sini bukan maksutku Papa itu orang yang nggak punya pendirian. Tapi Papa itu orangnya agak susah ditebak. Kadang Papa gurau sampai yang dengerin kepingkel-pingkel, kadang Papa ngisengin aku sampai akunya mau nangis, tapi kadang Papa bisa menejlma juga menjadi sosok yang penuh dengan wibawa.
“ Kita harus bekerja keras untuk segala sesuatu.” Ujar Papa pelan. Sementara aku masih pura-pura membersihkan tangan dari lumpur sawah.
“ Okey, my little angel. Waktunya membersihkan dairi…” Papa lalu mengangkatku diatas bahunya. Tidak susah bagi Papa untuk mengangkat tubuhku ketika masih kelas tiga SD ke atas pungunggnya. Aku tersenyum.
----
Ternyata Papa mengajakku ke sungai jauh di dalam sawah. Air di sungai itu masihlah bersih, tidak sekeruh sungai saat ini. Ikan-ikan kecil Nampak jelas karena kejernihannya. Papa menurunkanku di atas batu besar di sungai itu.
“ Makasi Pa, Papa baiiik banget. “ Kataku sambil tersenyum setulus-tulusnya.
Papa tersenyum juga, namun detik berikutnya Papa kembali usil. Beliau mencipratiku dengan air dan menarikku dengan tiba-tiba ke dalam sungai. Aku belum sempat menghindar hingga akhirnya badanku tercebur sepenuhnya kedalam sungai. Papa lagi, Papa lagi. Tadi yang membuatku penuh lumpur adalah Papa, gara-gara Papa bilang di dekat kakiku ada ular sawah, jadilah aku lari sekencang-kencangnya di pematang sawah dan akhirnya jatuh ke lumpur karena pematang sawah yang licin. Dan kini, aku basah kuyub oleh air juga gara-gara papa.
“ Papa, dingiin.” Kataku sambil menciprati Papa dengan air, dari dulu aku memang tidak mau kalah dengan Papa, kuarahkan sekuat tenagaku untuk mencipratkan air sebanyak-banyaknya ke sosok didepanku. Papa tertawa sambil sesekali menghindar.
“ Sekali-kali mandi di sungai ngaak apa-apa kan. Dulu Papa suka lo mandi di sungai. Tapi sungai di kota sekarang nggak ada yang sebersih disini. Disini sungainya masih alami. Lagipula kan sekalian biar badan Nada bersih.” Jawab Papa.
“ Kenapa kok sungai di kota pada kotor pa?” Aku yang masih kelas tiga itu bertanya dengan polosnya sambil sedikit mengingil.
Papa tersenyum dengan pertanyaanku, “ Salah satu penyebabnya karena asapnya mobil sayang. Jadi, kalo besok sudah besar, Nada jangan kemana-mana naik mobil. Sesekali naik sepeda atau jalan aja. Jadi sungai di kota bisa bersih.” Jawaban papa membuatku saat itu berfikir.
Cukup lama aku dan papa berenang disungai, sampai sinar matahari sore yang berwana keemasan memantulkan cahayanya di sepanjang sungai yang jernih itu. Sudah hampir petang ketika Papa memutuskan untuk kembali ke mobil. Dalam perjalanan kembali ke mobil, kita melewati sepanjang sawah tempatku jatuh, namun kali itu papa mengendongku di atas pundaknya.
----
Langit yang semula berwarna merah keemasan perlahan berubah menghitam ketika telah papa mengemudikan mobil meninggalkan daerah malang selatan. Papa mengemudikan mobil pelan-pelan seakan ingin aku menikmati pemandangan diluar sana. Pasar malam, sawah yang sepi, pemukiman, kebun tebu, makam, papa selalu mengajariku tentang betapa pentingnya mengamati sesuatu.
“ Nada mau tahu tempat yang indah?” Papa bertanya kepadaku disela-sela music yang mengalun lembut dari radio tape mobil.
“ Tempat yang indah?” aku balik bertanya yang dijawab anggukan papa.
Papa membelokan kemudi kearah kanan jalan, kearah tanah lapang kosong yang lengang. Mungkin tanah lapang itu digunakan sebagi lapangan bermain bola bila siang hari. Papa menghentikan mobil setelah agak jauh masuk ke dalam lapangan.
“ Turun dulu Nada..” ajak Papa sambil keluar dari mobil, aku melakukan hal serupa.
Papa kemudian duduk diatas kap mobil, dengan isayarat Papa menyuruhku melakukan hal serupa. Aku pun naik dan duduk ke atas mobil.
“ Coba lihat bintang-bintang yang ada di langit.” Kata papa yang langsung aku laksanakan.
“ Betapa indahnya Bintang-bintang itu. Subhanallah.” Jelas papa.
Aku menegadahkan kepalaku ke langit malam. Puluhan bintang berbaris abstrak diangkasa. Menghiasi langit malam yang hitam. Indah.
“ Bintang itu indah ya Pa.” tanggapan ku saat itu dengan polos.
Papa tersenyum mendengar kata-kataku. Malam itu aku tak ingat lagi apa yang terjadi. Aku terlalu lelah untuk hari itu. Dan aku pun tertidur dipangkuan Papa.
*****
Aku mengengam erat tangan lembut Mama. Saat itu kami berdua sedang berjalan menyusuri lorong rumah sakit Islam Malang. Rasa khawatir tak dapat dikontrol dalam diriku. Aku tidak tahu mengapa. Tapi tiba-tiba aku diselimuti oleh berbagai perasaan khawatir.
“ Semoga Papa baik-baik aja ya Ma.” Ucapku pelan, nyaris tak terdengar. Mama hanya tersenyum ekspresinya menampakkan kecemasan.
“ Nada berdoa aja ya.” Mama mencoba tetap tersenyum.
Koridor rumah sakit yang tidak terlalu panjang terasa begitu panjang untuk dilalui. Kemudian kami berdua berhenti di sebuah ruangan. Mama membuka pintu perlahan. Dibalik tubuh Mama aku masih dapat melihat sosok Papa tengah terbaring di atas tempat tidur rumah sakit. Kali ini beliau sedang sholat.
“ Papa..” panggilku ketika beliau selesai shalat. Papa tersenyum jahil. Tidak tampak pada raut mukanya bahwa beliau sedang sakit. Beliau Nampak sehat-sehat saja.
“ Gimana sekolahnya Nada?” Tanya Papa.
“ Kayak biasanya Pa, Nada barusan pulang pondok ramadhan nginep di Sekolah.” Ceritaku disambut senyum Papa.
“ Kalo sekolah yang rajin ya, dan jangan pernah marah kalo kamu dihina seseorang, jangan pernah dendam sama siapapun.” Papa menasehatiku sementara aku mengangguk-angguk.
Tak lama kemudian adzan maghrib berkumandang, saat ini sedang bulan ramadhan, jadilah aku harus pergi untuk berbuka.
“ Papa, Nada buka dulu ya..”
“ Oke! Papa juga mau sholat.” Jawab Papa.
Dengan ditemani Tanteku aku buka di cafeteria rumah sakit dan sholat dimushollahnya. Setelah makan cukup kenyang dan sholat aku dan tanteku hendak kembali ke kamar ketika kemudian hal `tak akan pernah terlupakan` itu terjadi.
Mama terisak pelan dikursi tunggu sambil mencengram erat pegangan kursi. Sebelum semua memberitahukanku apa yang terjadi, aku sudah berpikir bahwa `sesuatu hal telah terjadi`. Tante memeluk lembuk aku sambil mencium keningku.
“ Papa nggak ada sayang. Papa sudah pulang...” Kata Tanteku pelan yang langsung mampu merangsang airmataku. Aku menangis membayangkan aku kehilangan seseorang yang selalu ada buat aku. Pikiranku berkejar-kejaran satu sama lain. Siapa yang akan menemaniku melihat bintang? Siapa yang akan mengajaku bermain mobil remote? Siapa yang kompakan sama aku buat ngusilin mama? Siapa lagi yang nemenin aku nonton DVD samapai larut malam? Siapa lagi? Siapa lagi? Dan siapa lagi? Semua itu berkejaran dalam pikiranku. Aku tak dapat berpikir dengan jernih saat itu. Hanya air mat yang mampu melukiskan segala perasaan yang berkecambuk dalam hatiku
*****
Aku tersenyum seusai membaca tulisan singkatku tentang pengalamanku bersama Papa. Sebenrarnya ada banyak hal yang bisa aku torehkan dalam kata-kata mengenai aku dan dia. Mengenai kebersamaan kita.
Papa, Terimakasih banyak untuk setiap peluh yang kau teteskan, untuk setiap kerutan dahimu yang tak sempat kuhitung, untuk setiap jaga sepanjang malam ketika aku sedang sakit, untuk indomie yang kita makan sembunyi-sembunyi di malam hari, untuk tempat duduk terbaik dibahumu yang begitu kekar ketika aku ingin melihat pawai, untuk “tetes air mata lelaki” yang begitu mahal katika kau khawatirkan aku, untuk kepercayaanmu padaku. Tak akan pernah terbalas segalanya kecuali dengan doa yang selalu mengiringi dirimu.
Disini, aku akan selalu menyayangimu :)
Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun – dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.
Ayah hanya menyuruhmu mengerjakan pekerjaan yang kamu sukai.
Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
Ayah selalu tepat janji ! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi memancing sebenarnya lebih menyenangkan.
Ayah akan tetap memasang kereta api listrik mainanmu selama bertahun-tahun, meskipun kamu telah bosan, karena ia tetap ingin kamu main kereta api itu.
Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskanya.
Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak lucu dan menyayangi.
Ayah sulit menghadapi rambutnya yang mulai menipis….jadi dia menyalahkan tukang cukurnya menggunting terlalu banyak di puncak kepala
Ayah akan selalu memelihara janggut lebatnya, meski telah memutih, agar kau bisa “melihat” para malaikat bergelantungan di sana dan agar kau selalu bisa mengenalinya.
Ayah selalu senang membantumu menyelesaikan PR, kecuali PR matematika terbaru.
Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup
Ayah benar-benar senang membantu seseorang… tapi ia sukar meminta bantuan.
Ayah terlalu lama menunda untuk membawa motor ke bengkel, karena iamerasa dapat memperbaiki sendiri segalanya.
Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Dan hasilnya?… .mmmmhhh…” tidak terlalu mengecewakan” Ayah akan sesumbar, bahwa dirinyalah satu- satunya dalam keluarga yang dapat memasak tumis kangkung rasa barbecue grill.
Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.
Ayah sangat senang kalau seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam…walaupun harus makan dalam remangnya lilin karena lampu mati.
Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.
Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.
Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.
Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu di depan rumah dengan sepeda tuanya, untuk mengantarkanmu dihari pertama masuk sekolah
AYAH ITU MURAH HATI…..
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan…. .
Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. ….
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan menghabiskannya kalau kamu tidak suka…..
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara…
Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya….
Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu
Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu” Ketika ia ingin berkata ,,tidak”
Ayah tidak pernah marah, tetapimukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepregok menghisap rokok dikamar mandi.
Ayah mengatakan,” tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan”
Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu persis seperti caranya….
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.
Ayah mengira seratus adalah tip..Seribu adalah uang saku..Gaji pertamamu terlalu besar untuknya…
Ayah tidak suka meneteskan air mata ….Ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster… tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.Kalau tidak salah ayah pernah berkata :” kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya”Untuk masadepan anak lelakinya Ayah berpesan: ,”jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu”
Dan Untuk masadepan anak gadisnya ayah berpesan :” jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu”
Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu….
Ayah bisa membuatmu percaya diri…karena ia percaya padamu…
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik….Dan terpenting adalah…
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Allah SWT, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.
Jazakallah bil jannah untuk setiap peluh yang kau teteskan, untuk setiap kerut dahimu yang tak sempat kuhitung, untuk setiap jaga sepanjang malam ketika aku sakit dan ketika kau merindukanku, untuk tumis kangkung paling lezat sedunia, untuk tempat duduk terbaik di bahumu yang begitu kekar ketika aku ingin melihat pawai, untuk tetes “air mata laki-laki “yang begitu mahal ketika kau khawatirkan aku, untuk kepercayaanmu padaku, meski seringkali ku hianati. Tak akanpernah bisa terbalas segalanya, kecuali dengan …….jazakallah bil jannah, ” semoga Allah mengganti semuanya dengan syurga, semoga bisa kubayar dengan syurga yang Alloh beri, semoga…… ..” (amin ya Rabb)
Dan untuk semua yang sedang merindukan Ayah, ssssssssttt. ..! Tau gak siii? Ternyata ayah itu benar-benar MENAKJUBKAN!
i miss you so much papa :))
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons